Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Ya Sudah
![]() |
Sunyi |
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti.
Sebagian besar dari kita pasti sering, setidaknya pernah mendengar
alunan lagu dari Banda Neira tersebut (kalau tidak ya gapapa).
Namun
ini bukan tentang itu, tapi tentang ini. Tidak jelas ya, maaf, langsung saja. Yang
patah tumbuh. Menggambarkan tentang diri kita saat berjuang, berusaha, maupun
berharap untuk mewujudkan satu atau lain hal yang kita tuju. Namun pada
akhirnya yang kita rasakan hanya pilu (bukan pilu membiru). Pada saat itulah
kita patah, menjadi rentan, menjadi lemah. Namun tenang saja, “patah”-nya
manusia bisa tumbuh dan kembali seperti sedia kala, bahkan mampu untuk lebih
kuat dan hebat.
Yang
hilang berganti. Tunggu dulu, ini bukan tentang lagu, harus sesuai judul. Yang hilang
ya sudah. Selain patah, ada bagian dari manusia yang dapat lenyap, dalam hal
ini hilang. Yang hilang tak harus berganti. Jika bagian yang hilang adalah yang
membuat kita merugi, ya sudah. Jika yang hilang membuat kita tersakiti, ya
sudah. Biarlah hilang. Kalaupun berpikir untuk mengganti yang hilang dengan
kebahagiaan, sebenarnya (ya memang belum tentu benar sih) tidak perlu. Karena kebahagiaan
selalu ada dalam diri kita. Iya, kita. Sekali lagi, kita. Sekali lagi, kita. Cukup,
sudah tiga kali.
Ariel
yang sekarang Noah pernah bilang kalau tak ada yang abadi. Sebenarnya belum
tentu begitu, bisa jadi begini. Aduh, maaf. Tak ada yang abadi di dunia ini,
kecuali pertemuan dan perpisahan. Akan selalu ada pertemuan dan akan selalu ada
perpisahan. Bisa jadi dalam waktu yang sama, bisa jadi berbeda, terkadang
saling berkaitan.
Intinya, tidak ada. Silakan telusuri dan
resapi sendiri, berkelompok juga boleh.
Sekian. Semoga Bermanfaat
Al-Hakiem
Komentar
Posting Komentar